Sekapur Sirih
1/2
إنّ الحمد لله نحمده
ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من
يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا
الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله
{يا أيّها الذين آمنوا
اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم
مُسْلِمُونَ}
{يا أيّها الناسُ
اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها
زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ
الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ
رَقِيباً }
{يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ
ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً}
أما بعد،فإن أصدق
الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة
بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار .
Sesungguhnya
segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita
memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang
kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal
kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah
melainkan Ia Azza wa Jalla dan tiada sekutu bagi-Nya serta
Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Salam adalah utusan Allah
Azza wa Jalla.
“Wahai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah
kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.
(QS
Ali 'Imran : 102)
“Wahai
sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang menciptakanmu dari
satu jiwa dan menciptakan dari satu jiwa ini pasangannya dan
memperkembangbiakkan dari keduanya kaum lelaki yang banyak dan kaum
wanita. Maka bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga dan mengawasimu”.
(QS
An-Nisaa’ : 1)
“Wahai orang-orang yang
beriman bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar
niscaya Ia akan memperbaiki untuk kalian
amal-amal kalian,
dan akan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang mentaati
Allah dan Rasul-Nya maka baginya kemenangan yang besar”.
(QS
Al-Ahzaab : 70-71)
Adapun setelah itu, sesungguhnya
sebenar-benar kalam adalah Kalam Allah Azza wa Jalla dan
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘alayhi
wa Salam. Sedangkan seburuk-buruk suatu perkara adalah perkara
yang mengada-ada (muhdats) dan tiap-tiap muhdats itu Bid’ah dan tiap
kebid’ahan itu neraka tempatnya.[1]
Masalah hajr,
tabdi’, tahdzir dan semisalnya adalah permasalahan
yang tidak ada habisnya. Fenomena ini terus menerus ada dan semakin
lama semakin berkembang subur. Uniknya, fenomena ini berkembang di
tengah-tengah barisan orang-orang yang berintisab (berafiliasi)
dengan ahlus sunnah. Padahal ahlus sunnah dikenal akan cirinya yang
berijtima’ (bersatu) sedangkan ahlul bid’ah dikenal dengan
cirinya yang berpecah belah.
Di tanah air kita
ini, orang-orang yang mengaku sebagai salafiyun tidaklah
sedikit. Namun, pengakuan adalah suatu hal yang mudah, dan pengakuan
belaka tanpa diiringi dengan bukti adalah sekedar pengakuan kosong
belaka. Sebagaimana seorang penyair pernah berkata:
Ad-Da’awi ma
lam tuqiimu ‘alaiha
bayyinatin
abna’uha ad’iyaa’
Seorang
pengaku-ngaku yang tidak ditopang di atasnya
Keterangan maka hanyalah pengaku-ngakuan belaka
Sesungguhnya,
fenomena yang buruk ini, yaitu saling mentahdzir, menghajr,
mencela dan mentabdi’ di antara barisan ahlus sunnah adalah
suatu hal yang buruk dan berimplikasi negatif bagi perkembangan
dakwah ini.
Islam
dan para ulamanya berlepas diri dari sikap-sikap seperti ini. Banyak
para ahli ilmu yang membantah dan membatalkan pemikiran dan
pemahaman baru yang merasuk ke barisan ahlus sunnah ini. Di antara
mereka adalah Al-Allamah al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani
rahimahullahu.
Risalah ini adalah terjemahan dari ceramah Syaikh Muhammad
Nashiruddin al-Albani rahimahullahu yang semula kami
terjemahkan dari versi Inggris yang berjudul
To The
Muslim Youth : Fatwaas of Shaykh Naasirud-Din rahimahullahu
yang
diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu Aminah Bilal Philips[2]
hafizhahullahu.
Setelah itu kami muroja’ahkan dengan
kaset
aslinya. Kami memiliki kaset ini yang merupakan hasil rekaman ulang
yang direpro oleh L-Data, Jakarta, dengan judul Man
huwa al-Kafir wa man huwa al-Mubtadi’, yang sayang
sekali kualitas suaranya tidak begitu baik.
Sebagai amanat ilmiah, Kami juga berpegang pada beberapa buku yang
mencuplik sebagian transkrip rekaman ini sebagai perbandingan,
diantaranya sebagai berikut :
-
Al-Manhajus Salafiy ‘inda asy-Syaikh Nashiruddin al-Albani, Penyusun : Syaikh ‘Amru ‘Abdul Mun’im Salim, tanpa penerbit dan tahun, hasil fotokopi dari Ma’had Al-Furqon Gresik.
-
“Albani dan Manhaj Salaf” (terj. Al-Manhajus Salafiy ‘inda asy-Syaikh Nashiruddin al-Albani), Pent. Ahmad Yuswaji, Lc., Penerbit : Najla Press, cet. I, Oktober 2003.
-
“Muzilul Ilbas, Hukum Mengkafirkan dan Membid’ahkan”, (terj. Muziul Ilbas fil Ahkam ‘alan Naasi) Penyusun : Sa’id bin Shabir ‘Abduh, Pent. Nurkhalis, Lc., Penerbit : Griya Ilmu, Cet. I, September 2005.
-
“Lerai Pertikaian Sudahi Permusuhan”, Penyusun : al-Akh al-Ustadz Abu ‘Abdil Muhsin Firanda bin ‘Abidin, Penerbit : Pustaka Cahaya Islam, Cet. I, Februari 2006.
[1].
Kalimat ini disebut dengan khutbatul haajah, shahih
diriwayatkan dari Rasulullah
r
oleh Nasa'i (III/104), Ibnu Majah (I/352/1110), Abu Dawud
(III,460/1090). Lihat Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnah karya
Syaikh Abdul Azhim Badawi hal. 144-145.
[2].
Beliau adalah salah seorang da’i senior yang menyeru kepada
al-Qur’an dan as-Sunnah serta madzhab salaf yang terkenal di Eropa.
Beliau lahir di Jamaika namun tinggal dan besar di Kanada. Beliau
masuk Islam pada tahun 1972. Pada tahun 1979, beliau menyelesaikan
program diploma bahasa Arab di Fakultas Ushulud Dien,
Universitas Islam Madinah. Beliau menyelesaikan gelar magisternya di
Fakultas Tarbiyah Universitas Riyadh pada tahun 1985 dan
gelar doktoralnya sebagai Ph.D (Doctor of Phylosophy) pada tahun
1994 di Universitas Wales. Beliau pernah mengajar di sekolah swasta
di Riyadh lebih dari 10 tahun, dan selama 3 tahun beliau pernah
mengajar di Jurusan Pendidikan Islam, Universitas Islam Syarif
Kabunsuan di Kotabato, Mindanao, Filipina.
Semenjak
tahun 1994, beliau mendirikan dan memimpin Pusat Informasi Islam di
Dubai, Uni Emirat Arab dan Departemen Literatur Asing Darul Fatah
Islamic Press di Sharjah, Uni Emirat Arab. Beliau memiliki banyak
karangan dan tulisan yang sangat bermanfaat. Beliau adalah orang
yang sangat tawadhu’ dan lapang dada di dalam menerima
masukan dan kritikan. Beberapa fitnah dari sebagian salafiyun
menimpanya dan menuduhnya dengan tuduhan yang bermacam-macam, mulai
dari tamyi’, quthbiy, ikhwaniy, dan semisalnya. Namun, amal
dan tulisan-tulisannya menunjukkan bahwa tuduhan-tuduhan itu pada
hakikatnya tidaklah benar.
Dan
apabila benar, maka beliau akan menerimanya dengan lapang dada dan
ruju’ darinya…
Kami
pernah menanyakan perihal al-Ustadz Abu Aminah hafizhahullahu
kepada Syaikh Ali Hasan al-Halabi hafizhahullahu
(beliau sering memberikan ceramah di Eropa dan pernah bertemu
dengannya) pada saat kami berada di mobil ketika akan pergi ke
Masjjid al-Muhajirin Malang beberapa waktu silam. Kami bertanya
kepada beliau, “wahai syaikh apakah Anda mengenal Abu Aminah Bilal
Philips, salah seorang dari Kanada?”. Beliau menjawab, “na’am…”
Kami bertanya lagi kepada beliau, “bagaimana pandangan Anda terhadap
beliau?”, maka syaikh menjawab, “Jayyid, seorang yang baik…”,
Kami bertanya kembali, “apakah dia ahlus sunnah salafiy?”
syaikh menjawab, “thab’an (tentu), salafiy jayyid…”,
Kami kembali menukas kepada beliau, “karena banyak fitnah dan
tuduhan yang menimpa dirinya dan disebarkan di internet…”, Syaikh
tersenyum dan berkata yang intinya menasehatkan supaya kami tidak
terlalu ambil pusing dengan fitnah-fitnah di internet, kemudian
beliau menceritakan keadaan dakwah salafiyah di Eropa yang tidak
jauh beda dengan Indonesia… Selain Ustadz Abu Aminah, kami juga
menanyakan tentang Ustadz Abu Saifillah dari Luton-Inggris
dan Ustadz Abu Usamah adz-Dzahabi dari QSS (Qur’an
Sunnah Society), Toronto Kanada. Dan beliau memuji semua orang-orang
ini. Falillahil Hamdu.
Namun,
amal dan tulisan-tulisannya menunjukkan bahwa tuduhan-tuduhan itu
pada hakikatnya tidaklah benar.
Dan
apabila benar, maka beliau akan menerimanya dengan lapang dada dan
ruju’ darinya…
Kami
pernah menanyakan perihal al-Ustadz Abu Aminah hafizhahullahu
kepada Syaikh Ali Hasan al-Halabi hafizhahullahu
(beliau sering memberikan ceramah di Eropa dan pernah bertemu
dengannya) pada saat kami berada di mobil ketika akan pergi ke
Masjjid al-Muhajirin Malang beberapa waktu silam. Kami bertanya
kepada beliau, “wahai syaikh apakah Anda mengenal Abu Aminah Bilal
Philips, salah seorang dari Kanada?”. Beliau menjawab, “na’am…”
Kami bertanya lagi kepada beliau, “bagaimana pandangan Anda terhadap
beliau?”, maka syaikh menjawab, “Jayyid, seorang yang baik…”,
Kami bertanya kembali, “apakah dia ahlus sunnah salafiy?”
syaikh menjawab, “thab’an (tentu), salafiy jayyid…”,
Kami kembali menukas kepada beliau, “karena banyak fitnah dan
tuduhan yang menimpa dirinya dan disebarkan di internet…”, Syaikh
tersenyum dan berkata yang intinya menasehatkan supaya kami tidak
terlalu ambil pusing dengan fitnah-fitnah di internet, kemudian
beliau menceritakan keadaan dakwah salafiyah di Eropa yang tidak
jauh beda dengan Indonesia… Selain Ustadz Abu Aminah, kami juga
menanyakan tentang Ustadz Abu Saifillah dari Luton-Inggris
dan Ustadz Abu Usamah adz-Dzahabi dari QSS (Qur’an
Sunnah Society), Toronto Kanada. Dan beliau memuji semua orang-orang
ini. Falillahil Hamdu.
0 komentar:
Posting Komentar
BUDAYAKAN BERKOMENTAR
SARAN DAN KRITIK MENBANTU SAYA DALAM PENULISAN BLOG SELANJUT NYA